Aku pindah saat kelas V SD ke Tuban karena orang tua perempuan dari Ibuku sakit. Nenekku meminta agar Ibuku merawatnya. Otomatis aku pun harus pindah ke Tuban bersama orang tuaku. Di daerah di mana aku tinggal sebelumnya, aku sekolah di SDK (swasta).
Mulanya Ibuku khawatir dengan pendidikan Agama Katholik di Tuban. Karena aku akan dipindahkan ke sekolah negeri. Ibuku takut kalau pendidikan Agama Katholik di Tuban kurang mendapat perhatian.Wajar saja....., karena itulah hal yang sering terjadi di derah di mana aku tinggal sebelumnya. Jika anak beragama Katholik disekolahkan di sekolah negeri. Mau tidak mau dia harus mengikuti Pelajaran Agama Islam dan walapun ternyata dia bisa mengikuti pelajaran tersebut, nilai dirapornya tetap saja hanya diberi 6. Hal seperti ini banyak terjadi di sana dan terjadi juga pada salah satu teman Ibuku di sana. Maka, akhirnya teman Ibuku memindahkan anaknya ke sekolah Katholik (swasta).
Tetapi apa yang dikhawatirkan oleh Ibuku ternyata tidak terjadi di Tuban. Buktinya, walaupun aku bersekolah negeri dari sejak aku pindah hingga saat ini aku kelas XI SMA I JATIROGO, aku tak pernah mengalami diskrimanasi siswa beragama lain. Di Tuban, khususnya di Jatirogo aku tetap memiliki Guru sendiri untuk mata pelajaran Agama Katholik meskipun aku hanya pemeluk agama lain yang jumlahnya hanya minoritas (katholik) di Tuban. Di SMA I JATIROGO di mana aku bersekolah saat ini, aku hanya satu-satunya siswa yang beragama Katholik, tapi dalam Pelajaran Agama aku selalu mendapat perhatian dari pihak sekolah. Hal tersebut juga sama saat aku masih SD dan SMP di sini. Jumlah siswa beragama Katholik yang sedikit itu karena yang lain telah meneruskan ke jenjang Perguruan Tinggi di kota. Para Guru dan teman-teman juga sangat baik padaku. Kami tidak pernah saling membeda-bedakan dalam hal Agama, karena kami yakin setiap orang berhak memiliki kepercayaan masing-masing.
Aku sangat bangga dan berterima kasih pada Kabupaten Tuban dan pihak-pihak lainnya yang bersangkutan dalam Pelajaran Agama yang memperhatikanku sehingga aku tidak mengalami hambatan dalam Pelajaran Agama. Aku yakin masa depanku dan siswa-siswa lainnya yang memeluk agama lain di Tuban akan menjadi lebih baik karena tidak adanya diskriminasi agama yang dapat merusak generasi penerus bangsa.
Kamis, 02 April 2009
PELAJARAN AGAMA KATHOLIK di TUBAN
Diposting oleh Birgitta's blog di 23.21
Label: MASA DEPANKU, SEKOLAHKU, TUBANKU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar